KONSEP DIRI TOKOH LGBT DALAM FILM ATHLETE: ORE GA KARE NI OBORETA HIBI

Authors

  • Kristina Widianingtias universitas kristen maranatha

DOI:

https://doi.org/10.37301/hikari.v1i2.21

Keywords:

Kata Kunci: LGBT, Konsep diri, Gay., Keywords: LGBT, Self concept, Gay.

Abstract

LGBT adalah singkatan dari Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender. Penggunaan istilah ini disematkan pada invidu yang memiliki kecenderungan seksual kepada sesama jenis. Sering orang-orang LGBT mengalami diskriminasi serta perlakuan tidak adil dari lingkungan sekitar yang membuat kaum LGBT kesulitan untuk mengembangkan konsep dirinya. Film Athlete: Ore Ga Kare Ni Oboreta Hibi merupakan salah satu film yang mengangkat tema LGBT dengan menggambarkan bagaimana kehidupan yang dijalani oleh seorang homoseksual di tengah masyarakat heteroseksual. Menampilkan adegan serta dialog realistik yang mengajak penonton untuk merasakan serta melihat permasalahan bagaimana rasanya menjadi seorang LGBT. Pada penelitian ini, penulis mengunakan teori sosiologi dari Charles Horton Cooley untuk menganalisis film Athlete: Ore Ga Kare Ni Oboreta Hibi. Melalui teorinya yang dinamakan Looking Glass Self teori, Cooley mengatakan bahwa seseorang membangun konsep dirinya berdasarkan hasil dari interaksi dengan lingkungannya. Ada baiknya, sebagai bagian dari masyarakat, kita sedikit memberi ruang dengar untuk orang-orang LGBT tanpa harus memberi label serta penilaian negatif secara langsung agar kehidupan masyarakat yang dibangun tetap tertata dalam keadilan.

References

Aziz, H. F. (2016). the Anomaly Correlation Between Local Society Coercive Actions To the Lgbt ( Lesbian , Gay , Bisexual , and Transgender ) of Tuban Boom Beach Indonesia Based on Looking-Glass Self Theory. 12, 78–83.

Blondeel, K. (2018). Violence motivated by perception of sexual orientation and gender identity. World Health Organization. Diakses pada September, 2021. Dari who institution website: https://www.who.int/bulletin/volumes/96/1/17-197251/en/

Gerungan, W.A. (2010). Psikologi Sosial. Bandung: PT Refika Aditama.

Kulsum, Umi dan Mohammad Jauhar. (2014). Pengantar Psikologi Sosial. Jakarta: Prestasi Pustakarya.

Kyodo. (2018). 900 LGBT couples have been certified in Japan since 2015, survey finds. Diakses pada November, 2020. Dari japantimes.co.jp website: https://www.japantimes.co.jp/news/2020/06/21/national/900-lgbt-couples-certifiedjapan-since-2015/

Martin, Fran, Peter A. Jackson, Mark McLelland dan Audrey Yue. (2008). Asianpacifi QUEER. United States of America. The Board of Trustees of the University of Illinois.

Mengenal konsep diri. (2020, 27 Agustus). Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. https://lpka.umy.ac.id/mengenal-konsep-diri/

Narwoko, Dwi. (2011). Sosiologi Teks Pengantar Dan Terapan. Jakarta: Kencana Prenada.

Sexual orientation and homoxesuality. (2008). American Psychological Associasion. https://www.apa.org/topics/lgbt/orientation

Siljanovska Liljana. (2018). A critical analysis of interpersonal communication in modern times of concept “looking glass self (1902)” by Charles Horton cooley. SEEU rewiev, 1(vol 13), 63-64. DOI: 10.2478/seeur-2018-0007

Soekanto, Soerjono. (1991). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: CV Rajawali.

Stigma and discrimination affect. (2016, February 29). Central of Diseas Control. https://www.cdc.gov/msmhealth/stigma-and-discrimination.htm

Teliti, A. (2015). sexual prejudice and stigma of LGBT people. European Scientific Journal, 11(Vol 11 No 14 (2015): ESJ May Edition), 61–62. http://eujournal.org/index.php/esj/article/view/5674

Downloads

Published

2023-09-10