PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP PENGGUNAAN MEME DAN TWITTER JEPANG SEBAGAI MEDIA LITERASI DIGITAL INTERKULTURAL DALAM PEMBELAJARAN BAHASA
Abstract
Pemanfaatan konten budaya populer digital dalam pembelajaran bahasa asing semakin mendapat perhatian seiring dengan meningkatnya literasi digital dan kebutuhan akan kompetensi interkultural. Meme dan Twitter, sebagai representasi budaya digital Jepang, memiliki potensi sebagai media pembelajaran yang kontekstual, menarik, dan relevan dengan kehidupan sehari-hari mahasiswa. Namun, kajian mengenai bagaimana mahasiswa merespons dan menafsirkan konten semacam ini masih terbatas. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain studi kasus. Subjek terdiri dari 12 mahasiswa tingkat menengah Program Studi Bahasa Jepang yang mengikuti pembelajaran berbasis konten digital selama satu semester. Data dikumpulkan melalui refleksi tertulis, observasi partisipatif, dan diskusi kelompok terfokus (FGD), lalu dianalisis menggunakan teknik koding tematik dengan mengacu pada kerangka kompetensi interkultural Deardorff (2006). Hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa memandang meme dan Twitter Jepang sebagai media yang menyenangkan dan mampu meningkatkan keterlibatan emosional. Mereka juga dapat mengenali nilai-nilai budaya, pola komunikasi khas, dan humor dalam konteks budaya Jepang. Selain itu, media ini mendorong refleksi kritis terhadap perbedaan budaya dan memperluas pemahaman mereka terhadap konteks sosial budaya Jepang. Temuan ini menekankan pentingnya integrasi budaya populer digital dalam kurikulum pembelajaran bahasa yang adaptif dan interkultural di era digital.

Downloads
Published
Issue
Section
License
Copyright (c) 2025 Hikari: Jurnal Bahasa dan Kebudayaan

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.